Sleman - Guna meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap bahaya penyebaran berita bohong/palsu (hoaks), Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjaya) Yogyakarta menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) bertajuk "Sosialisasi Dashboard Fact Checker Directory" kepada siswa SMK YPKK 1 Sleman, di Jalan Sidoarum-Gamping No.2, Mejing Wetan, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis (31/10/2024).
Kegiatan ini dipimpin oleh Ulfi Saidata Aesyi, S.Kom., M.Cs., dosen program studi (prodi) Sistem Informasi (SI) Fakultas Teknik dan Teknologi Informasi (FTTI) Unjaya, dengan dukungan dua rekan dosen, Puji Winar Cahyo, S.Kom., M.Cs., dan Choerun Asnawi, S.Kom., M.Kom., dari prodi Informatika. Kegiatan PkM ini juga melibatkan empat mahasiswa, yakni Bagas Dwi Santosa dan Azzikra Ramadhanti Aksan (SI), serta Nesti Febri Anggraeni dan Ilham Mulia (Informatika).
Baca juga:
Ustadz Abdul Somad: Cara Bersyukur
|
Ulfi menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan mengedukasi para siswa tentang pentingnya kemampuan memverifikasi informasi di tengah masifnya penyebaran hoaks di era digital.
Baca juga:
Ustadz Adi Hidayat: Inti Kehidupan Dunia
|
"Melalui Dashboard Fact Checker Directory, siswa diajarkan cara mudah dan praktis untuk memeriksa kebenaran informasi, sehingga dapat membedakan fakta atau hoaks, " ujarnya.
Kegiatan ini menggunakan modul PKM Hoaks yang mencakup lima materi utama:
- Pengenalan Hoaks - Membahas definisi dan cara membedakan informasi palsu atau fakta.
- Dampak Hoaks - Menjelaskan efek negatif hoaks terhadap aspek sosial, ekonomi, dan psikologis, terutama pada generasi muda.
- Jenis-Jenis Hoaks - Mengupas berbagai bentuk hoaks, seperti hoaks medis, politik dan sosial.
- Teknik Verifikasi Informasi - Memberikan panduan dasar memeriksa sumber berita dan keaslian gambar.
- Latihan Praktis - Melalui studi kasus, siswa diajak mengasah kemampuan mendeteksi hoaks secara mandiri.
Menurut Ulfi, respons positif datang dari pihak sekolah dan antusiasme siswa yang tinggi sepanjang kegiatan berlangsung.
"Dengan pemahaman lebih baik tentang cara membedakan fakta atau hoaks, generasi muda diharapkan dapat menjadi masyarakat yang lebih waspada terhadap informasi palsu, " tambahnya.
Lebih lanjut, Ulfi menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Unjaya untuk mendukung peningkatan literasi digital dan memerangi hoaks di masyarakat.